syariah@uinkhas.ac.id -

LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM TRANSNASIONAL DI INDONESIA, APAKAH BERTENTANGAN DENGAN PANCASILA?

Home >Berita >LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM TRANSNASIONAL DI INDONESIA, APAKAH BERTENTANGAN DENGAN PANCASILA?
Diposting : Kamis, 17 Mar 2022, 14:01:16 | Dilihat : 463 kali
LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM TRANSNASIONAL DI INDONESIA, APAKAH BERTENTANGAN DENGAN PANCASILA?


Media Center - Pemahaman Islam sebagai ideologi keagamaan tidak bisa diartikulasikan sebagai paham yang tunggal, melainkan timbul karakteristik sendiri dari masing-masing kelompok. Menyikapi hal ini, Dr. Ali Muhtarom, M.SI. menuangkan pendapatnya dalam sebuah buku berjudul “Ideologi dan Lembaga Pendidikan Islam Transnasional di Indonesia (Kontestasi, Aktor dan Jaringan)”

Mengingat banyaknya kelompok-kelompok keislaman di Indonesia, Departemen Publikasi & Desiminasi Asosiasi Dosen Pergerakan bersama Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Rumah Moderasi Beragama LPPM UIN KHAS Jember dan FTIK UIN Banten menyelenggarakan acara Bedah Buku bertema, “Melacak Ideologi Pendidikan Transnasional di Indonesia” pada Selasa (15/3) secara daring melalui Zoom Meeting.

Bedah Buku yang dimoderatori oleh Ainul Churria Almalachim ini mengundang Penulis buku, Dr. Ali Muhtarom, M.SI. yang hadir bersama 3 pembanding kompeten di bidang keilmuan Islam yakni, Prof. Dr. Muhammad Turhan Yani, S.Ag., M.Ag. (Guru Besar Universitas Surabaya), Ala’i Najib, M.A. (Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), dan Ahmad Badrus Sholihin, SS., M.A. (Dosen UIN KHAS Jember). Turut hadir dalam Bedah Buku ialah Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., M.M (Rektor UIN KHAS Jember) bersama pemantik Prof. Dr. M. Noor Harisudin, M.Fil.I. (Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember).

Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Dosen Pergerakan (ADP), Alif Forman, Ph.D. yang mewakili Prof. Dr. H. Abdurrahman Mas’ud, M.A. sebagai Ketua Umum ADP, memberikan respon terhadap penerbitan dan menyatakan urgensi pembukuan disertasi guna mendapatkan cakupan pembaca yang lebih luas lagi.

“Dengan bergabungnya pada kelompok-kelompok ini, terjadi konservasi gairah pembelajaran Islam. Saya curiga, apakah transnasionalisme yang diadopsi oleh lembaga-lembaga pendidikan adalah antitesis dari internasionalisasi,” ungkap Lektor Kepala Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Semarang tersebut.

Dr. Ali Muhtarom, M.SI. yang mengulas buku ciptaannya, mengungkapkan latar belakang penulisan sarat kajian literatur terkait kelompok-kelompok ideologi Islam di Indonesia.

“Transnasional kalau kita baca secara lebih komprehensif berbeda dengan teori global sentris yang menekankan kepada hubungan antar negara utamanya dalam hal keamanan, maupun ekonomi. Namun, pada transnasional dibahas mengenai isu low politic dan mengandung unsur ideologi serta doktrin-doktrin utamanya doktrin dari luar atau asal yang kemudian dikembangkan di Indonesia,” jelas Penulis Buku yang juga Dosen UIN Banten tersebut.

Pembanding I, Prof. Dr. Muhammad Turhan Yani, M.A. memaparkan pertanyaan-pertanyaan krusial mengenai substansi buku dari sudut pandang pluralisme Masyarakat Indonesia.

“Profil lulusan dari sekolah-sekolah atau dari lembaga berbasis ideologi transnasional ini perlu menjadi sorotan, apakah mampu berbaur di tengah masyarakat Indonesia yang plural dan multikultural ini? Apakah ada hal yang bertentangan dengan Islam dan Pancasila? Poin ini sangat penting untuk dikaji lebih lanjut dalam buku ini,” tutur Guru Besar bidang Pendidikan Agama Islam Universitas Negeri Surabaya.

Ala’i Najib, M.A. yang merupakan Pembanding II mengupas secara mendalam poin-poin penting dalam buku yang berasal dari disertasi tersebut.

“Isu mengenai Perempuan dalam ideologi transnasional menurut saya masih belum tercover sempurna dalam buku. Soal akses terhadap pengetahuan, dari sisi perempuan ialah tidak meratanya fasilitas dalam lembaga tersebut. Misalnya, anak perempuan tidak dapat asrama dan tidak dapat kesempatan mendapatkan beasiswa,” ungkap Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut.

Sebagai Pembanding ketiga, Ahmad Badrus Sholihin, SS., MA. menanggapi tentang sikap muslim di Indonesia terhadap Salafi dan Syiah.

“Buku ini hanya membagi dua respon, yakni respon menolak atau menerima. Padahal Sikap muslimin sangat beragam dan kompleks. Hal ini terlihat pada konflik STDI (Sekolah Tinggi Dirosah Islamiyah) As-syafi’I yang berada di tengah warga dan berakhir melalui mediasi. Menurut saya ini tidak masuk pada menolak maupun menerima, melainkan dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara akan hidup berdampingan,” pungkas Dosen UIN KHAS Jember tersebut.

Gelaran Bedah Buku dilaksanakan dengan aktif dengan dihadiri oleh akademisi, mahasiswa, dan masyarakat dari seluruh penjuru Indonesia.

 

Reporter: Khulaila Inda Fikriyah

Editor: Arvina Hafidzah

Berita Terbaru

Landmark Fakultas Syariah UIN KHAS Jember, Elemen Pembentuk Identitas dan Kebanggaan Menuju Fakultas Cendekia, Progresif, Mencerahkan
24 Sep 2024By syariah
Cegah Cyberbullying, Puskapis Fakultas Syariah Gelar Seminar Hukum Hadirkan Ketua Asosiasi Psikologi Islam Jateng
22 Sep 2024By syariah
Prodi Hukum Pidana Islam Fakultas Syariah UIN KHAS Jember Jalani Asesmen Lapangan Targetkan Akreditasi Unggul
21 Sep 2024By syariah

Agenda

Informasi Terbaru

Belum ada Informasi Terbaru
;