syariah@uinkhas.ac.id -

KONTRIBUSI MUKTAMAR NU, FAKULTAS SYARIAH DAN ASPIRASI WEBINAR PELUANG DAN TANTANGAN SATU ABAD NU

Home >Berita >KONTRIBUSI MUKTAMAR NU, FAKULTAS SYARIAH DAN ASPIRASI WEBINAR PELUANG DAN TANTANGAN SATU ABAD NU
Diposting : Rabu, 22 Dec 2021, 07:36:29 | Dilihat : 1047 kali
KONTRIBUSI MUKTAMAR NU, FAKULTAS SYARIAH DAN ASPIRASI WEBINAR PELUANG DAN TANTANGAN SATU ABAD NU


Media Center- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memutuskan pelaksanaan Muktamar ke-34 NU digelar pada 22-24 Desember 2021 di Lampung. Berbagai kajian ke-NU an sering dikaji untuk memperbaiki tatanan keorganisasian organisasi keagaman terbesar itu. Asosiasi Penulis dan Peneliti Islam Nusantara Seluruh Indonesia (ASPIRASI) bekerja sama dengan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember menggelar Webinar Pra Muktamar “Peluang dan Tantangan Satu Abad Nahdlatul Ulama”. Acara berlangsung secara virtual melalui Zoom Meeting dan streaming YouTube pada Minggu, (19/12).

Acara tersebut dihadiri oleh Prof. Dr. M. Noor Harisudin, M.Fil.I. (Ketua ASPIRASI), Prof. Dr. Masnun Tahir, M.A. (Ketua PWNU NTB), Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. (DPR RI Yogyakarta), Prof. Dr. Hj. Ulfiah, M.Si, CPSE (Ketua PW ISNU Jawa Barat) dan Dr. Chafid Wahyudi, M.A. (Wakil Ketua ASPIRASI).

Dalam sambutannya, Prof. Dr. M. Noor Harisudin, M.Fil.I. mengungkapkan, kontribusi NU untuk negara Indonesia sangat besar. Dengan itu, baik dari sektor pendidikan, ekonomi dan teknologi menjadi peluang sekaligus tantangan bagi NU.

“Jika melihat pendidikan, sudah banyak SDM yang ada di NU, baik dari kalangan ulama maupun pengusaha. Karena tidak hanya kuantitas saja, namun harus berkualitas tinggi. Seiring perkembangan zaman, teknologi juga perlu dioptimalkan agar media NU bisa meluas hingga kancah Internasional,”tutur Prof. Harisudin yang juga Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian, dan Pelatihan MUI Jawa Timur itu.

Penyampaian materi pertama disampaikan oleh Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. menjelaskan bahwa NU adalah organisasi yang besar karena sesuai dengan prinsip masyarakat Indonesia yang majemuk.

“Adanya prinsip Tawazun, I’tidal, Tawassuth, Tasamuh dan Toleransi pada diri NU menyebabkan sangat mudah diterima oleh masyarakat. Salah satu peluangnya adalah Pemerintah memberikan kesempatan muktamar untuk musyawarah masa depan NU. Sehingga inilah peluang kita untuk mempertahankan esensi NU,” ungkap Anggota DPR RI D.I. Yogyakarta itu.

Selain itu, dia menambahkan bahwa tantangan NU antara lain, pengkaderan NU yang masih belum tertata. Hal ini disebabkan oleh minimnya kurikulum pesantren yang memasukkan materi tentang NU dan Ushul fiqih.

“Kader NU tidak hanya perlu paham tentang ajaran, tapi juga mampu menempatkan diri. Selain itu, sistem organisasi yang perlu ditata kembali. Jadikan NU masuk ke dunia global dengan memperbaiki perguruan tinggi terutama SDM di dalamnya,” tambahnya.

Disisi lain, Prof. Dr. Hj. Ulfiah, M.Si. memaparkan dalam prinsip dasar berdirinya Nahdlatul Ulama. Menurutnya, NU menjadi besar karena prinsip awal para pendiri yang memegang tiga hal, yaitu Nahdhatul Wathan, Nahdhatul Tujjar dan Taswirul Afkar.

“Mengutip dari perkataan Kiai Ma’ruf bahwa peluang NU sangat besar mengingat bahwa fokus NU tidak hanya dari sisi non formal saja, namun kini muncul banyak Profesor dan doktor dari Rahim NU. Selain itu, kaum perempuan kini mendapat posisi struktral di NU, dimana dulunya kaum perempuan terdiskriminasi. Ini menjadi bukti peningkatan SDM kita,” tuturnya yang juga Ketua V PW Muslimat NU Jawa Barat.

Menurut Prof. Ulfia, ada dua tantangan yang harus anak muda hadapi untuk NU, yaitu persoalan karakter dan kaderisasi. Tantangan ini harus dihadapi oleh semua golongan, tidak untuk kepentingan golongan tertentu.

“Kader sekarang masih banyak diragukan bentuk khidmahnya pada NU, atau ada yang sekedar mencari kepentingan politik. Maka mari tata hati untuk benar-benar berniat berkontribusi pada NU, NU harus mendunia, eksistensinya harus berperan secara global,” ujarnya.

Tak kalah menarik, Prof. Dr. Masnun Tahir, M.A. menyatakan bahwa NU adalah satu-satunya organisasi yang bertahan dengan segala perjalanan dimensi waktu. Prof. Masnun mengutip salah satu hadist Nabi Saw. “Sesungguhnya Allah akan menurunkan (orang) setiap permulaan 100 tahun seseorang kepada Umat yang akan (Tajdid) mengembalikan kegemilangan Agama mereka”. Dengan itu, harus ada road map (peta jalan) untuk masa depan NU.

“Peluang sekaligus tantangan NU, diantaranya Sumber Daya Manusia yang harus mampu merepons tantangan zaman, konstruksi struktural yang sistematik dan mewariskan nilai karakter yang luhur, karena setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya,” jelas Rektor UIN Mataram itu.

Disamping itu, revitalisasi kegiatan NU yang diharuskan sesuai dengan prioritas yaitu melayani umat, sehingga ketika mendengar kata NU akan mengenal Islam yang damai, merangkul dan rahmatan lil ‘alamin.

“Pengabdian itu adalah masa ibadah. Masuk tidaknya pada struktural, kita tetap memiliki tanggung jawab membangun NU,” tambahnya.

Penyampaian materi terakhir disampaikan oleh Wakil Ketua ASPIRASI, Dr. Chafid Wahyudi, M.A. menyebut bahwa berdirinya NU dilatar belakangi oleh kebutuhan keagamaan masyarakat yang sudah mengenal mazhab.

“Keadaan masyarakat yang sudah bermazhab dan munculnya konfrontasi, membuat lahirnya NU menjadi angin segar bagi masyarakat. Karakter dan pemikiran dari ulama terdahulu selalu diwariskan pada kader selanjutnya sehingga organisasi tetap besar,” ungkapnya.

Dengan itu, Wakil Sekretaris LTNNU Jatim ini merekomendasikan bahwa harus ada gerakan yang masif dengan dimaksimalkan teknologi untuk media NU.

“Sebuah era digital yang harus dihadapi diimbangi dengan kemampuan berteknologi tanpa mengesampingkan pendidikan karakter. Mengingat bahwa ini adalah problem terbesar di era digital dan terus diupayakan dengan penanaman moral pada kader NU,” pungkasnya.

Acara yang dimoderatori oleh Dr. Winarto Eka Wahyudi, M.Pd. (Sekretaris ASPIRASI) berlangsung dengan aktif baik di Zoom maupun YouTube, diikuti oleh ratusan peserta dari para akademisi, ulama dan warga NU di seluruh Indonesia.

 

Reporter: Siti Junita

Editor: Erni Fitriani

 

Berita Terbaru

Landmark Fakultas Syariah UIN KHAS Jember, Elemen Pembentuk Identitas dan Kebanggaan Menuju Fakultas Cendekia, Progresif, Mencerahkan
24 Sep 2024By syariah
Cegah Cyberbullying, Puskapis Fakultas Syariah Gelar Seminar Hukum Hadirkan Ketua Asosiasi Psikologi Islam Jateng
22 Sep 2024By syariah
Prodi Hukum Pidana Islam Fakultas Syariah UIN KHAS Jember Jalani Asesmen Lapangan Targetkan Akreditasi Unggul
21 Sep 2024By syariah

Agenda

Informasi Terbaru

Belum ada Informasi Terbaru
;